MAKALAH
SEJARAH LUBANG JEPANG
![]() |
DISUSUN
O
L
E
H
VJYHONOE
X A
SMA N 1 RENGAT
2015 / 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, hanya
kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan meminta ampunan. Kita
berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu dan keburukan amal perbuatan kita.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorang pun yang dapat
menyesatkannnya. Sebaliknya, barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada
seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.
Kami hanya dapat berdoa, kiranya apa yang saya
tulis disini bermanfaat bagi kita semua. Ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dan membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa apa yang kami tulis masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun
dari para pembaca sangat saya harapkan.
Akhir kata, mohon maaf apabila
terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini. Dan hanya kepada Allah swt kita
berlindung dan memohon ampun.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………….……………. i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1
A. Latar
Belakang.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 4
A.
Goa Jepang…………………………………………………………………….. 4
B. Geografis………………………………………………………………………. 4
C. Objek Wisata………………………………………………………………….. 4
D. Legenda Penduduk……………………………………………………………. 7
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 10
A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lobang Jepang (Japanese Tunnel) dibangun
pertama kali pada tahun 1942 oleh para tentara Jepang dan pekerja Romusha di
Indonesia. Uniknya, Romusha yang dipekerjakan oleh tentara Jepang dalam
pembuatan lobang ini, tidak ada satupun yang berasal dari tanah Minang. Hal ini
sudah diatur sedemikian rupa oleh Jepang, sehingga apabila ada Romusha yang
berhasil lolos/keluar dari lobang ini, mereka tidak akan bisa berkomunikasi
dengan masyarakat setempat oleh sebab perbedaan bahasa dan ketidaktahuan
Romusha tersebut akan daerah Minang. Berbeda jika yang dipekerjakan adalah
Romusha dari tanah Minang itu sendiri, maka jika berhasil lolos akan sangat
mudah untuk menginformasikan lokasi lobang Jepang ini kepada penduduk lainnya.
Selain itu, Lobang Jepang ini agak
sedikit misterius, karena apabila kita semakin lama atau semakin dalam memasuki
lobang ini, maka udara akan terasa semakin dingin. Konon katanya terdapat enam
buah ventilasi udara dalam lobang ini sehingga semakin dalam kita memasukinya,
semakin dingin pula udara yang kita rasakan. Hal lain mengenai lobang Jepang
ini yang belum dapat ditemukan jawabannya hingga sekarang adalah mengenai
jumlah pekerja Romusha yang dilibatkan dalam proses pembangunan lobang ini,
bekas tanah galian lobang Jepang yang menghilang entah kemana, dan nasib
arsitek lobang Jepang Jenderal Saiki Saikan Kaka Wako Watanabe.
Pada awalnya, lobang ini dibangun
sebagai lokasi atau benteng pertahanan tentara Jepang dalam menghadapi Perang
Asia Timur Raya. Jepang ingin sekali menguasai perang tersebut, sehingga
dibangunlah semacam benteng pertahanan bawah tanah dengan lebar kurang lebih
dua meter dan panjang sekitar 1.400 meter, oleh karena itu Lobang Jepang juga
sering disebut orang sebagai lobang terpanjang di Indonesia.
Lobang Jepang dibangun di bawah
pemerintahan Komandan Tentara Pertahanan Sumatera Jenderal Watanabe. Selain
itu, fungsi ;ain dari Lobang Jepang ini adalah sebagai tempat penyimpanan
makanan, gudang persenjataan milik Jepang, dan aktivitas tentara Jepang yang
tidak diperkenankan untuk diketahui oleh orang lain. Terbukti dari adanya
penemuan ruang-ruang seperti ruang makan, dapur, ruang sidang, ruang
penyiksaan, ruang pengintaian, ruang penyergapan, dan ruang amunisi. Ada
sekitar kurang lebih 16 ruangan yang terdapat di dalam lobang Jepang ini.
Dinamakan lobang Jepang oleh penduduk
setempat, karena banyaknya lorong atau ruangan yang terdapat di dalam lobang
ini. Lobang Jepang sebenarnya lebih tepat jika dinamakan sebagai terowongan
(bunker) Jepang. Pada dinding lobang Jepang ini terdapat semacam spasi/jarak
berupa celah hampir di setiap satu meter. Fungsi celah ini adalah sebagai
peredam suara (Jepang tidak ingin para Romusha yang disiksa akibat kelalaian
dalam pekerjaan berteriak keras hingga terdengar oleh Romusha lain sehingga
mengganggu ritme kerjanya), tempat menaruh obor, dan mengetahui seberapa lama
para Romusha mengerjakan pembangunan lobang ini (setiap satu meter, dibuat satu
celah).
Lobang Jepang ini diresmikan pertama
kali oleh Menteri Pendidikan Fuad Hasan, pada 11 Maret 1986. Pembangunan lobang
Jepang ini hanya dilakukan selama kurang lebih 2 tahun 8 bulan oleh para
tentara Jepang dan pekerja Romusha Indonesia, termasuk proses pembanguna yang
cukup cepat di kala itu.
Saat ini Lobang Jepang dapat dinikmati
sebagai salah satu obyek wisata yang berada dalam kawasan Taman Panorama di
daerah Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Cukup dengan mengeluarkan biaya
Rp5.000,00 saja, maka kita bisa mendapatkan begitu banyak informasi mengenai
salah satu situs peninggalan sejarah ini. Jam operasional obyek wisata ini
adalah dari pukul 07.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB. Semoga dengan mengunjungi
tempat ini kita bisa lebih menghargai perjuangan para pendahulu kita dan
semakin mencintai Indonesia!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Goa Jepang
Berwisata ke Bukittinggi
tidaklah lengkap apabila Anda belum berkunjung ke salah satu goa paling
terkenal di Sumatera,
yakni Goa Jepang atau Lubang Jepang. Goa Jepang adalah saksi
bisu sejarah penjajahan atau pendudukan Jepang yang masih tersisa ampai
sekarang di Indonesia. Goa ini digunakan tentara Jepang sebagai tempat
pertahanan tentara Jepang di Bukittinggi sekitar tahun 1942-1945.
B. Geografis
Secara geografis keberadaan Goa
Jepang atau Lubang Jepang ini terletak di Bukit
Sihanok Bukittinggi yang berada dalam kawasan objek wisata Taman Panorama
Bukittinggi, Sumatera Barat. Taman Panorama dan Goa Jepang berada di Jl.
Panorama Bukittinggi, Sumatera Barat, hanya beberapa meter dari
Pical Sikai.
C. Objek Wisata
Akses memasuki Goa Jepang adalah
melalu pintu masuk tamann Panorama. Walaupun sebelumnya ada dua pintu masuk
lainnya, yaitu arah jalan Ngarai Sianok dan samping istana Bung Hatta. Namun
kini kedua jalan masuk tersebut telah ditutup.
Goa buatan ini berukuran sekitar
1,5 kilometer, namun demi keamanan saat ini hanya sepanjang 750 m saja yang
diizinkan untuk dimasuki wisatawan. Tenang saja, dengan ukuran tersebut, Anda
sudah akan puas melihat-lihat seisi goa dengan nuansa penjajahan masa lalu yang
seolah dapat kita rasanya secara nyata. Dengan rongga berbentuk setengah
lingkaran dengan tinggi berkisar dua meter itu, kecuali beberapa rongga,
membuat para pengunjung terpaksa membungkuk untuk melewatinya.
Meskipun istilah Goa
memberikan kesan horor, namun Anda tetap akan merasa aman saat melangkah
memasuki goa ini. Karena kini diameter lorong yang berukuran 3 hingga 4 m ini
diterangi cahaya neon di tiap sisi. Hanya saja, meski sudah di semen dan
diberikan puving block pada sebagian lantainya, bagian dinding tetap
dipertahankan sebagaimana awalnya yaitu bertekstur sekat yang dahulu
dimaksudkan sebagai peredam gema suara di dalam goa. Kesan penjajahan semakin
kuat jika Anda memperhatikan bekas guratan senjata yang menghiasi dindingnya.
Sebelum berhasil memijakkan kaki
Anda di dalam goa, terlebih dulu Anda akan dibawa menuruni 132 anak tangga.
Perlu waspada ekstra di sini sebab tangga tersebut cukup curam.
lebar lorong sekitar 1470 m dan
2 m. Sebagaimana layaknya sebuah tempat perlindungan, Anda akan menemukan
ruangan-ruangan seperti ruang penyimpanan amunisi, ruang sidang di posisi lebih
dalam goa, ruang tahanan, ruang dapur dengan lubang pengintaian pada bagian
atas serta sebuah lubang kecil tepat di bawahnya. Konon, sejarah mengungkap
tempat ini dahulunya menyimpan mayat para tahanan yang mati karena siksaan di
dalam penjara.
Bagian ujung liang goa mengarah
di Sungai Sianok. Suasana di sini cukup membuat Anda bergidik. Selanjutnya,
Anda akan bertemu dengan ruang penyergapan di lorong utama. Sepanjang lorong,
Anda dapat melihat empat lorong lain sebagai jalan keluar nantinya setelah Anda
puas menjelajahi Goa Jepang. Setibanya di ujung, Anda dihadapkan pada lorong
barak militer. Terakhir, Anda tak boleh luput melintasi lorong ruang amunisi
dan lorong dengan posisi menanjak sebagai jalan keluar Anda.
D. Legenda Penduduk
Sejarah terbentuknya Goa Jepang ini
tentu bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita karena tentunya dulu sewaktu
sekolah kita pernah mempelajari tentang sejarahnya. Keberadaan Goa Jepang ini
memang sebagai salah satu bukti dan saksi perjuangan para pahlawan kita dalam
meraih kemerdekaan dan mempertahankan Indonesia. Keberadaan Goa Jepang di
Bukittinggi juga bukanlah suatu kebetulan. Letaknya yang strategis di tengah
Pulau Sumatra, membuat Kota ini sempat menjadi Pusat Komando Pertahanan Tentara
Jepang di Sumatera (Seiko Sikikan Kakka). Pasukan Jepang saat itu di
bawah pimpinan Jenderal Watanabe.
Selain untuk kubu pertahanan,
Goa Jepang di Kota Bukittinggi ini juga berfungsi untuk ruang dapur, ruang
makan, tempat penyimpan amunisi, barak, rumah sakit, ruang sidang, dengan
total 27 ruangan kompleks lengkap. Bahkan, denah pun tertera di dinding pintu
masuk. Tahanan penduduk Indonesia dipaksa dengan kejam mengerjakan penggalian
Goa ini. Bahkan, tidak sedikit yang gugur akibat siksaan kerja paksa dalam
pembuatan Goa Jepang ini.
Lokasi
Terletak di Bukit Sianok, Kota
Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia.
Akses
Dari Padang perjalanan dapat
ditempuh selama 2 jam ke Bukittinggi menggunakan angkutan umum atau angkutan
pribadi. Sesampai di Bukittinggi, bagi yang menggunakan kendaraan umum
dilanjutkan dengan angkutan kota tujuan Lobang Jepang. Bagi yang menggunakan
kendaraan pribadi bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Lubang Jepang.
Tiket Masuk
Harga tiket masuk ke Lubang
Jepang bagi anak-anak sebesar Rp. 5000,- dan bagi orang dewasa sebesar Rp.
8000,-.
Akomodasi
Lubang Jepang terletak di
tengah Kota Bukittinggi, wisatawan yang ingin bermalam dapat menginap di
penginapan atau hotel – hotel di kawasan kota. Dikawasan tersebut, wisatawan
akan dimanjakan oleh aneka souvenir dan kuliner khas Padang. Salah satunya Nasi
Kapau menjadi pilihan menarik kuliner yang bisa didapat di Pasar Lereng ( samping Pasar Atas ) Bukittinggi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebelumnya, Lubang Jepang
dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara
Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta
memiliki lebar sekitar 2 meter. Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan
ini, di antaranya adalah ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan
gudang senjata.
Selain lokasinya yang strategis
di kota yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan Sumatera
Tengah, tanah yang menjadi dinding terowongan ini merupakan jenis tanah
yang jika bercampur air akan semakin kokoh. Bahkan gempa yang mengguncang Sumatera
Barat tahun 2009
lalu tidak banyak merusak struktur terowongan.
Diperkirakan puluhan sampai
ratusan ribu tenaga kerja paksa atau romusha
dikerahkan dari pulau Jawa,
Sulawesi
dan Kalimantan
untuk menggali terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini
merupakan strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini.
Tenaga kerja dari Bukittinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakan
terowongan pertahanan di Bandung dan Pulau Biak.
DAFTAR PUSTAKA
Yulianingsih,
T.M.; Ratino. Jelajah wisata Nusantara: berbagai pilihan tujuan wisata di 33
provinsi. Niaga Swadaya. ISBN
979-788-166-0.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar